Bank for International Settlements dan The New York Fed meluncurkan beta alat kontrak pintar Project Pine untuk mengeksplorasi aplikasi kebijakan moneter yang ditokenisasi
Menurut Cointelegraph, Bank for International Settlements (BIS) dan Pusat Inovasi Federal Reserve Bank of New York bersama-sama melakukan penelitian untuk menguji toolkit kebijakan moneter tokenized berdasarkan kontrak pintar. Eksperimen yang disebut Project Pine ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana teknologi blockchain dapat membantu bank sentral mencapai respons kebijakan yang cepat dalam sistem keuangan tokenisasi di masa depan.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh BIS pada 15 Mei, tim peneliti mengembangkan prototipe "toolkit kebijakan moneter token universal yang dapat disesuaikan" dan memvalidasi fleksibilitasnya dalam skenario hipotetis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank sentral mampu menyesuaikan parameter alat kebijakan, seperti standar agunan dan suku bunga, dengan cepat, dan menyelesaikan swap agunan likuid dan tidak likuid dalam waktu 10 menit.
BIS menekankan bahwa jika tokenisasi mata uang dan sekuritas diadopsi secara luas, kontrak pintar akan menjadi teknologi inti untuk pelaksanaan kebijakan moneter. Kerangka kerja ini memungkinkan bank sentral untuk menyebarkan fasilitas baru "dengan cepat", seperti menyesuaikan suku bunga cadangan atau memberikan dukungan likuiditas, untuk merespons dengan cepat krisis seperti penurunan nilai jaminan. Kecepatan dan fleksibilitas ini memberikan ide-ide baru bagi bank sentral untuk menanggapi "risiko yang tidak terduga dan berkembang pesat," kata laporan itu.
Namun, laporan tersebut juga menunjukkan keterbatasan infrastruktur keuangan saat ini. Sebagian besar sistem lama belum kompatibel dengan kasus penggunaan lanjutan seperti kontrak pintar, dan bank sentral mungkin menghadapi tantangan dalam bergerak maju dengan integrasi teknologi. Pengujian Project Pine menggunakan standar token Ethereum ERC-20, dikombinasikan dengan serangkaian standar "kontrol akses" lainnya untuk memastikan kepatuhan.
Dalam beberapa tahun terakhir, lembaga keuangan telah mempercepat penyebaran teknologi tokenisasi. Pada konferensi Konsensus 2025, Joseph Spiro, direktur produk aset digital di Depository Trust & Clearing Corporation (DTCC), mengatakan bahwa stablecoin adalah alat yang "ideal" untuk manajemen agunan waktu nyata dalam transaksi seperti pinjaman atau derivatif. Kerja sama antara BIS dan bank sentral semakin menegaskan tren mengeksplorasi teknologi blockchain di bidang keuangan tradisional.